Kamis, 02 Januari 2020

Cara Meragukan Sumber Air Minum Keluarga Untuk Kesehatan Anak

---Sebuah ungkapan yang menyampaikan Air yaitu sumber kehidupan, memang sangat betul dan tidak terbantahkan sedikitpun. Bahkan air minum itu yaitu sumber kehidupan bagi keluarga dan bawah umur tercinta. Kehidupan bawah umur sangat tergantung dengan kualitas air minum yang kita miliki. Apa lagi bagi bunda yang mempunyai anak balita di rumah, tentu sangat rentan sekali dengan dilema air minum ini. Kita tentunya tidak menginginkan kesehatan dan pertumbuhan bawah umur kita terganggu hanya sebab air minum yang tidak sesuai dengan standar kesehatan yang sudah ditentukan.

Dalam postingan kali ini kita akan coba mengulas wacana bagaimana cara meragukan dan mengantisipasi sumber air minum kita, semoga kondusif dikonsumsi keluarga dan bawah umur kita yang masih balita.

Kebanyakan keluarga di Indonesia telah menggantungkan dirinya dengan pemenuhan air minum dari sumber air pada PDAM, PDAM sudah menjamin sesuai dengan standar kualitas mereka bahwa air yang diproduksi telah layak untuk dikonsumsi keluarga. Tetapi memang untuk meningkatkan kualitas ini semoga semakin layak dan kondusif dikonsumsi keluarga ada beberapa cara dan tips yang sanggup kita lakukan untuk lebih membersihkan air PDAM yang memang masih mengandung zat dan obat adonan dari PDAM menyerupai Kaporit dan Tawas (alumunium sulfat).  Seperti contohnya untuk air minum lakukan pengendapan air selama satu malam sebelum dikonsumsi, penyaringan dengan filter khusus, atau memakai alat menyaring dan mengolah air yang banyak beredar dipasaran. Tujuannya semoga semua obat dan zat-zat yang masih terkandung sanggup hilang dan tidak ikut terminum oleh keluarga kita.

Di Indonesia yang memang masih kaya dengan sumber mata air alami ini, masih banyak keluarga yang memakai sumber air dari sumur sendiri. Karena itu kesehatan dan keamanan sumur air minum tergantung pada kita untuk mengatasinya. Seperti dilansir nationalgeographic, sebagian besar orang di dunia termasuk Amerika mendapat sumber air dari sumur sendiri, sebab itu tergantung pada kita apakah perlu melaksanakan pengujian. American Academy of Pediatrics mempunyai rekomendasi gres untuk membantu keluarga memperhatikan sumurnya semoga benar-benar kondusif dan layak dikonsumsi.
seperti berikut ini;

1. Lakukan Pengujian Sumber Air Minum
Ujilah ari sumur kita untuk mengetahui zat-dan kandungannaya, menyerupai konsentrasi nitrat dan kontaminasinya di setiap tahun. mencaari kerusakan atau ancaman terkotori beberapa kali dalam setahun, dengan mengirimkan teladan air ke laboratorium yang sudah teruji ditempat anda.

2. Minta Pendapat Pakar dan Ahli
Tanyakanlah pada pakar dan jago yang menguasai bidang ini, wacana komposisi air sumur kita tergantung pada aneka macam faktor, menyerupai kedalaman sumur, dimana posisi tempat kita tinggal, dan kedekatan dengan tangki septik, yang mempengaruhi pengujian apa yang harus kita lakukan. Departemen kesehatan setempat sanggup membantu kita untuk menemui jago dan pakar air yang tepat.

3. Tingkatkan Pengawasan dan pengujian Air
Lakukan pengujian lebih sering lagi kalau bunda sedang hamil atau mempunyai anak berusia di bawah 1 tahun. Alasan lain untuk pengujian terdeteksi embel-embel adalah: penyakit yang tidak tedeteksi penyebabnya, kontaminasi sumur tetangga, perubahan rasa atau bau air dari sumur kita, atau akhir dari adanya pembangunan dan perbaikan yang dilakukan berdekatan dengan sumur kita.

4. Antisipasi jika  sumber air Dari Sumur Bermasalah
Untuk Anak dan Bayi segera gantilah dengan air kemasan atau air mineral lain kalau hasil uji anda pertanda tingkat nitrat tidak kondusif di dalam sumur. Karena kalau terbukti nitrat tinggi akan sangat berbahaya sekali, bayi sangat rentan akan keracunan nitrat, yang sanggup menjadikan mereka kekurangan akan oksigen. yang sanggup berakibat fatal bagi bayi kita.

Demikian Cara mengatasi dan meragukan sumber air minum keluarga untuk keamanan sikecil, semoga artikel ini bermanfaat bagi bunda sekeluarga. terimakasih. 

Sumber : http://anakkusehatceria.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar