Kamis, 02 Januari 2020

Permainan Berhitung Permulaan Di Tk Paud

PENGERTIAN DAN TEORI PERMAINAN BERHITUNG DI Taman Kanak-kanak PAUD

Berhitung ialah perjuangan melakukan, mengerjakan hitungan mirip menjumlah, mengurangi serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-lambang matematika, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung siswa dipakai metode tes.

Metode tes ialah serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang dipakai pada lingkup perkembangan. Metode tes ialah termasuk metode non eksperimental. Berikut ini ialah metode-metode eksperimental antara lain :
a. Metode pengamatan, suatu cara untuk mencatat tingkah laris tertentu dari orang yang diamati dengan memakai pedoman observasi.
b. Metode survei, suatu metode yang dipakai untuk mempelajari beberapa duduk masalah yang sulit dipelajari melalui metode pengamatan dan memakai kuesioner atau wawancara.
c. Metode klinis, suatu metode yang dipakai untuk mengamati seseorang di kawasan khusus yang telah disediakan, sehingga sanggup diketahui perilaku-perilaku dan pernyataan-pernyataannya yang impulsif dengan tujuan paedagogis atau medis.
d. Metode angket, suatu cara dengan memakai daftar pertanyaan atau pertanyaan yang diberikan kepada sejumlah orang yang harus dijawab, untuk kemudian dicari simpulan umum.
e. Metode wawancara, suatu cara untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, pandangan, proses berpikir, proses penginderaan dan banyak sekali hal yang merupakan tingkah laris covert yang tidak sanggup ditangkap pribadi oleh atau melalui metode observasi.
f. Metode sejarah kehidupan, suatu metode yang dipakai untuk mengetahui tingkah laris seseorang dengan segala latar belakangnya. Melalui penelitian buku harian atau wawancara perihal masa kemudian subjek.
g. Metode tes (pemeriksaan psikologis), suatu metode yang dipakai untuk menyidik hal-hal yang tidak sanggup diketahui dengan metode-metode lain, mirip IQ, kepribadian, arah minat, kecemasan dengan memakai tes psikodiagnostik.

Minat penelitian ilmiah perihal anak menerima dorongan yang besar sesudah G. Stanley Hall mengawali penelitiannya perihal konsep anak (1891) dengan tekanan bahwa anak bukan orang berilmu balig cukup akal kecil. Pandangan ini diterima oleh murid-muridnya yang tidak usang kemudian diikuti oleh banyak psikolog dan andal pendidikan.

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di taman kanak-kanak sebagai berikut :

a. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan berguru memerlukan kesiapan dalam pendidikan anak. Artinya berguru sebgai proses membutuhkan kegiatan baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan berguru pada anak harus diadaptasi dengan tahap-tahap perkembangan.
Anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahapan pra operasional kongkret dan berpikir intuitif dimana anak bisa mempertimbangkan perihal besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada interprestasi dan pengalamannya (persepsi sendiri).

b. Masa peka berhitung pada anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah memperlihatkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang bau tanah dan guru harus tanggap, untuk segera memperlihatkan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak sanggup terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Anak usia Taman Kanak-kanak ialah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika. Karena usia Taman Kanak-kanak sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dan lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila menerima stimulasi / rangsangan / motivasi yang sesuai dengan kiprah perkembangannya.

c. Perkembangan awal menentukan perkembangan anak selanjutnya
Hurlock (1993) menyampaikan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa senang berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diamalkan akan sangat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Dalam studi klinis semenjak bayi hingga berilmu balig cukup akal yang dilakukan oleh Erikson (dalam Elizabet B. Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan citra awal manusia, kawasan dimana kebaikan dan sifat jelek akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”.

Selanjutnya Erikson menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung bagaimana orang bau tanah memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, cinta kasih. Sekali ia belajar, sikap demikian akan mewarnai persepsi individu akan masyarakat dan suasana sepanjang hidup.

Crumley.F.E. dkk, Gagne R.M. dan Smith, dkk (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) memperlihatkan bukti bahwa sejarah anak yang mempunyai kesulitan penyesuaian semenjak tahun-tahun prasekolah hingga sekolah menengah atau universitas telah memperlihatkan bahwa banyak diantara mereka sangat jelek penyesuaian dirinya pada masa kecil hingga tidak pernah dalam suatu kelompok atau mempunyai banyak teman. Sebagai tambahan, banyak diantaranya menderita kesulitan berbicara, sekolah, serta enuretik dan keluarga mereka menganggapnya sebagai “anak yang penuh masalah”. Dari studi riwayat anak nakal, Glueck (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi nakal, sanggup diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun alasannya sikap anti sosialnya.

Prinsip-Pinsip Permainan Berhitung permulaan
1. Permainan berhitung diberikan secara bertahap.
2. Penget dan ket pd permainan berhitung dibrkn scr bertahap.
3. Permainan brhtng akan berhasil kalau anak diberi kesempatan berprtsp
4. Permainan brhtng membutuhkan suasana menyngkn dn rasa aman.
5. Bahasa yg dipakai seyogyanya yg sederhana.
6. Anak dikelompokkan sesuai dg tahap penguasaanya.
7. Dalam mengevaluasi hasil perkemb harus dimulai dari awal smp akhir

Landasan Teori Permainan Berhitung 

1. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget : Anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahapan pra-operasional konkrit yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yg konkrit dan berpikir intuitif dimana anak bisa mempertimbangkan perihal besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pd interpretasi dan pengalamannya ( persepsinya sendiri ).

2. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Apabila anak sudah menerangkan masa peka ( kematangan ) unt berhitung maka ortu dan guru Taman Kanak-kanak harus tanggap.

3. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Hurlock( 1993 ) : Bahwa lima tahun pertama dlm kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.Anak yg mengalami masa senang berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik mapun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dpt melaksanakan kiprah perkembanganKonsep bentuk warna, ukuran dan pola (TPP Permendiknas 58 ).

Usia 4 – < 5tahun
1. Mengklasifikasikan berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran
2. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yg sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4. Mengurutkan benda berdasarkan variasi ukuran atau warna.

Usia 5 – < 6 tahun
1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “ lebih dari “ “ kurang dari “ dan “ paling ter “
2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan ukuran ( 3 variasi )
3. Mengklasivikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yg sama atau kelompok yg sejenis atau kelompok berpasangan yg lebih dari 2 variasi
4. Mengenal pola ABCD – ABCD
5. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atu sebaliknya
tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu :
1. Penguasaan konsep Pemahaman dan pengertian sesuatu dg memakai benda dan kejadian konkrit, spt pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
2. Masa Transisi
Proses berfikir yg merupakan masa peralihan dr pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yg abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Dilakukan guru secara sedikit demi sedikit sesuai dg laju dan kecepatan kemampuan anak secara individual.
3. Lambang
Merupakan visualisasi dari banyak sekali konsep contohnya lambang 7 unt menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar unt menggambarkan konsep ruang dan persegi empat unt menggambarkan konsep bentuk.

Konsep berhitung yg harus dikenalkan kpd anak :
1. Korespondensi Satu Satu
Pertama mulailah dg mencoba-coba membilang dr tingkatan yg sangat sederhana.contoh : satu buku, satu pensil,dst.
2. Pola
Pola merupakan kemampuan unt memunculkan pengaturan sehingga anak bisa memperkirakan urutan berikutnya sesudah melihat bentuk 2-3 pola yg berurutan.
3. Memilah/menyortir/klasifikasi
pengelompokan berdasarkan atribut, bentuk, ukuran, jenis warna,dll.
4. Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka yg akan membantu pemahaman anak akan arti sebuah angka.contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8………dst.
5. Makna angka dan pengenalannya
Setiap angka mempunyai makna dr benda-benda/simbul-simbul = 3 bintang Dikenalkan pd bentuk-bentuk yg sama/tdk sama, besar kecil dsb.
6. Ukuran
Anak perlu mengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dg cara mengukur pribadi sehingga prosesmenemukan angka dr sebuah objek.
7. Dua hal ini merupakan bab dr proses kehidupan sehari-hari.
Contoh :Waktu : 1 hari Ruang : Sempit 2 hari Luas
8. Penambahan dan pengurangan
2 hal sanggup dikenalkan pd anak pra sekolah dg memanipulasi benda.
contoh : Penambahan  4+2= 6
contoh : Pengurangan 5-2=3

Konsep klasifikasi/pengelompokan
Kegiatan meletakkan benda- benda ke dalam sebuah kelompok dengan cara memilah benda- benda yang mempunyai satu atau lebih ciri sama ( ibarat )dan merupakan keterampilan dasar dalam membentuk pola grafik, bangun, ruang dan pengukuran
Jalur Matematika Di TK
1. Bermain pola
Anak diharapkan dpt mengenal dan menyusun pola-pola yg terdapat disekitarnya.Anak bisa menciptakan urutan pola sendiri sesuai dg kreativitasnya.
2. Bermain Klasifikasi
Anak diharapkan dpt mengelompokkan atau menentukan benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dg yang dicontohkan dan kiprah yg diberikan oleh guru.
3. Bermain Bilangan
Anak diharapkan bisa mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dg jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dpt mencocokan sesuai dg lambang bilangan.
4. Bermain Ukuran
Anak diharapkan dpt mengenal konsep ukuran standard yg bersifat informal atau alamiah, mirip panjang, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat
5. Bermain Geometri
Anak diharapkan sanggup mengenal dan menyebutkan banyak sekali macam benda berdasarkan bentuk geometri dg cara mengamati benda benda yg ada disekitar anak mis lingkaran,segitiga,bujur sangkar, segi empat, segi lima,segi enam,setengah lingkaran,bulat telur (oval).
6. Bermain estimasi (memperkirakan)
Anak diharapkan sanggup mengenal kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu mis asumsi terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang.Anak terlatih untuk mengantisipasi banyak sekali kemungkinan yg akan dihadapi
Perkiraan waktu misalnya:
Berapa hari biji tumbuh
Berapa usang kita makan
Berapa usang anak sanggup memantulkan bola
Berapa ketukan gambarnya selesai
Perkiraan jumlah:berapa jumlah ikan yg ada dalam aquarium.
Perkiraan ruang contohnya : Berapa anak bergandengan untuk sanggup mengelilingi kelas ini.
7. Bermain Statistika.
Anak diharapkan sanggup mempunyai kemampuan untuk memahami perbedaan dalam jumlahdan perbandingan dan hasil pengamatan terhadap suatu obyek (dalam bentuk visual
PERSIAPAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN
Melalui Permainan
TK Merupakan forum Pra akademik artinya :
  • Tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan ket membaca dan menulis, melainkan menjadi tanggung jawab forum SD
  • Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak hendaknya diberikan secara terpadu dalam pengembangan Bahasa dan Motorik
  • Alur pemikiran tersebut tidak sejalan dg praktik kependidikan di Taman Kanak-kanak maupun SD di Indonesia.Pergeseran tanggung jawab seolah olah telah bergeser dari SD ke TK.
Keaksaraan (Permendiknas 58)
► TPP Usia 4-5 tahun
1. Mengenal simbol simbol
2. Mengenal bunyi suara binatang / benda benda yang ada disekitarnya
3. Membuat coretan yang bermakna
4. Meniru huruf
► Usia 5-<8 tahun
1. Menyebutkan simbol simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal bunyi huruf awal dari nama benda benda yang ada disekitarnya
3. Menyebutkan kelompok gambar yang mempunyai bunyi / huruf awal yang sama
4. Memahami relasi antara bunyi dan bentuk huruf
5. Membaca nama sendiri
6. Menuliskan nama sendiri.

Munculnya keaksaraan
Keaksaraan tidak hanya ditandai dengan kemampauan untuk anak membaca dan menulis huruf atau kata-kata, tetapi yang terpenting anak memahami setiap kata dan kalimat dalam tulisan.
Kata pertama harus bermakna bagi anak. Kata itu harus merupakan bab dari dirinya. Harus merupakan ikatan yang organik, secara organik lahir dari dinamika hidup itu sendiri. Harus kata yang sudah menjadi bab dari dirinya. Kata pertama, buku pertama harus dibentuk oleh anak itu sendiri. Saya masuk kedalam otak anak, membawa keluar apa yang saya temukan disana dan menggunakannya sebagai materi kerja pertama. Ini ialah kosakata penting bagi mereka.(Sylvia Ashton Warner-1963)
Apa itu Keaksaraan :
► Membangun kemampuan anak untuk mengenal huruf dan angka
► Pengetahuan yang dibangun dalam keaksaraan :
1. BAHASA
2. MATEMATIKA
3. KESADARAN LINGKUNGAN
Kemampuan yang diharapkan untuk menulis
► Mengenal bentuk
► Mengenal perbedaan bunyi huruf
► Mengenal rangkaian (pola)
► Kekuatan jari-jari tangan
► Kelenturan gerakan pergelangan tangan
► Anak akan benar-benar tertarik huruf dan angka ketika mereka sudah pada tahap perkembangan usia empat tahun.
► Enam tulang pergelangan tangan yang diharapkan untuk menulis pada buku tulis, belum sepenuhnya berkembang hingga usia tujuh tahun.
Tujuan Konsep Bahasa
1. Menambah kosakata baru
2. Mendengar musik dan membedakan bunyi
3. Memahami dan mengikuti alur cerita
4. Menggunakan buku dan media
5. Menjadikan anak senang membaca, mendengar, dan menulis
TUJUAN
 Mendeteksi kemampuan awal membaca dan menulis anak(Perbedaan individual hasil intervensi )
 Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan banyak sekali hal melalui banyak sekali bentuk gambar dan permainan
 Melatih kelenturan motorik halus anak melalui bentuk permainan olah tangan dalam rangka persiapan membaca dan menulis
Perkembangan kemampuan berbahasa 4 – 6 tahun
• Mampu memakai kata ganti saya dalam berkomunikasi
• Memiliki banyak sekali perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya dan kata sambung.
• Menunjukan pengertian dan pemahaman perihal sesuatu.
• Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan memakai kalimat sederhana.
• Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

PERKEMBANGAN POTENSI KEMAMPUAN BERBAHASA MUNCUL DITANDAI BERBAGAI GEJALA
 Senang bertanya dan memberi informasi perihal sesuatu hal
 Berbicara sendiri dg alat atau tanpa alat spt bboneka,mobil mainan dsb.
 Mencoret coret buku atau dinding
Gejala ini mrpkn tanda munculnya banyak sekali jenis potensi tersembunyi(hidden potency) menjadi potensi tampak (actual potency).Apabila tdk diberikan rangsangan potensi akan kembali menjadi potensi tersembunyi dan lambat laun berkurang hingga sel saraf mati. 

TAHAPAN PERKEMBANGAN MEMBACA
Melibatkan unsur Auditif ( Pendengaran ) dan Visual (Pengamatan ) Kemampuan membaca di mulai ketika anak senang membolak-balikbuku.
1. Tahapan Fantasi ( Magical Stage ).
Anak berguru memakai buku, membolak-balik buku, membawa
buku kesukaannya.Guru atau Ortu menerangkan pola model
perlunya membaca, membacakan cerita.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri ( Self Concept Stage ).
Anak memandang dirinya sbg pembaca, akal-akalan membaca,
memberi makna pd gambar.Ortu memberi rangsangan membacakan
sesuatu.
3. Tahap Membaca gambar ( Bridging Reading Stage ).
Anak sadar cetakan yg tampak sanggup menemukan kata yg sudah di-
kenal, sanggup mengulang kisah yg tertulis, sudah mengenal abjad.
Guru memberi kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan ( Take-off Reader Stage ).
Anak mulai memakai tiga sistem kode ( graphoponic, semantic,
dan syntactic ) secara bersama-sama.Anak tertarik pd bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pd konteknya, berusaha mengenal gejala pd lingkungan serta membaca banyak sekali tanda spt kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan.Guru masih tetap membacakan sesuatu shg mendorong anak membaca sesuatu pd berbgai sesuatu, jgn memaksa anak membaca huruf secara sempurna.
5. Tahap membaca Lancar ( Independent Reader Stage ).
Anak dpt membaca banyak sekali jenis buku.Ortu dan Guru msh tetap
membacakan banyak sekali jenis buku.
Untuk memperlihatkan rangsangan trhdp munculnya banyak sekali potensi
keberbahasaan maka permainan dan banyak sekali alat memegangperanan penting.

TAHAPAN PERKEMBANGAN MENULIS
Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dr bahasa ekspresi ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Kegiatan awal menulis di mulai ketika anak akal-akalan menulis dlm bentuk coretan hingga anak bisa menirukan bentuk goresan pena sesungguhnya.
1. Tahap Mencoret atau Membuat Goresan ( Scrible Stage )
Anak mulai menciptakan gejala memakai alat tulisnya,
membuat coretan acak ( Tidak Teratur ),coretan sering kali
digabungkan seakan-akan tidak prnh lepas dr kertas.Ortu seharusnya
menyediakan jenis-jenis materi unt menulis.Anak menganggap
goresan sbg tulisan.
2. Tahap Pengulangan secara Linear ( Linear Repetitive Stage ).
Anak menelusuri bentuk goresan pena yg mendatar ( Horizontal ) atau
garis tegak lurus.
3. Tahap Menulis Secara Random/acak ( Random Letter Stage ).
Anak berguru perihal banyak sekali bentuk sbg suatu goresan pena dan
menggunakan itu semua biar dpt mengulang banyak sekali kata dan
kalimat.Anak menghasilkan garis yg berisi pesan yg tdk mempunyai
keterkaitan pd suatu bunyi dr banyak sekali kata.
4. Tahap Berlatih huruf (menyebutkan huruf huruf)
Kebanyakan anak anak , biasanya tertarik huruf huruf yang membentuk namanya sendiri.
5. Tahap menulis Tulisan nama (letter-name writing or phonetic writing)
Anak mulai menyusun relasi antara goresan pena dan bunyi
Anak senang menuliskan nama pendek panggilan mereka melalui pola yang mereka lihat dengan huruf huruf besar atau kecil.Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak serta kemampuannya dalam berkomunikasidg orang lain akan berdampak terhadap fungsi kognitifnya.
6. Tahap menyalin Kata-kata yang ada di Lingkungan.
Anak menyukai menyalin kata-kata yg terdapat pada poster di dinding atau dari kantong kata sendiri.
7. Tahap Menemukan Ejaan
Anak usia 5-6 tahun ini telah memakai konsonan awal (L untuk Love) konsonan awal tengah simpulan untuk mewakili huruf (DNS) pada kata dinosaurus
8. Tahap Ejaan Sesuai ucapan
Anak mulai sanggup mengeja suatu goresan pena berupa kata kata yg dikenalnya sesuai yg didengarnya.

PENDEKATAN PERMAINAN MEMBACA DAN MENULIS DI TK
Pendekatan Permainan Membaca.
1. Metode Sintesis
Didasarkan pada teori asosiasi, suatu unsur(mis huruf) akan bermakna bila dihubungkan dengan unsur lain(huruf lain) sehingga membentuk suatu arti. Permainan membaca ini dilakukan dg memakai dukungan gambar pd setiap kali memperkenalkan huruf, mis a disertai gambar ayam.
2. Metode Global
Didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt).Keseluruhan mempunyai makna yg lebih dibanding dg unsur-unsurnya.Kedudukan setiap unsur hanya berarti kalau mempunyai kedudukan fungsional dalam suatu keseluruhan. Contoh unssur “a”bermakna kalau “a” ini fungsional dlm kata atau kalimat mis “ ayam berlari”Atas dasar ini Membaca permulaan pd metode global dimulai dg memperkenalkan kalimat,dipilih kalimat perintah biar anak melaksanakan hal yg ada dlm perintah tsb spt “ambil apel itu”.

Pendekatan Permainan Menulis
Dalam pengembangan kemampuan menulis, dalam hal ini untuk memperkenalkan huruf, anak diminta unt meraba dan menelusuri dg jarinya suatu huruf.Sebagai pola ketika memperkenalkan goresan pena dari huruf “a” yg terbuat dari materi ampelas bergairah di atas kertas.Agar anak dpt melatih kelenturan tangan, maka dpt dilatih unt mengisi lukisan dg garis ( mengarsir ) dan menebalkan.Kegiatan mengarsir tdk hanya dilakukan dg pensil hitam melainkan jg dg pensil berwarna.

Identifikasi Kemampuan Membaca dan Menulis
1. Permainan membaca
Meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami, berbicara dan membaca gambar.
2. Permainan menulis
a. Persiapan menulis contohnya : meronce, mewarnai, menjahit,
melipat, menganyam, mencetak, membatik dsb.
b. Bentuk goresan pena contohnya : mencoret ( menarik garis datar, tegak dsb)
Tulisan horisontal, menulis acak,menulis nama bil(mencontoh angka
1-10,mlis angka1-10)

PENGALAMAN-PENGALAMAN MOTORIK HALUS
• Penjepit besar dipakai untuk mengelompokkan bahan-bahan
Penjepit kecil dipakai dengan huruf kecil dari pasta
> Pensil–macam-macam ukuran
> Spidol dan krayon macam-macam ukuran
> Alat mirip obeng dan tang kecil dipakai untuk melepaskan bagian-bagian kecil
perkakas yang patah

Main Awal Keaksaraan untuk Bayi:
  • Anak pendengar aktif: mengajak anak bercakap-cakap pada setiap kesempatan; ketika menyusui, memandikan, memberi makan, mengganti popok, membangunkan,
  • Anak pengamat teliti: bercakap dengan memakai mimik muka di depan muka anak sesuai dengan intonasi suara
  • Membuat permainan: menciptakan suara, meniup, bernyanyi,
  • Membolehkan anak untuk memegang sendok untuk makan dan memegang kawasan minum ketika anak makan
  • Melatih jari tangan dengan menjumput kuliner kecil untuk dimakannya
  • Memasukkan benda ke wadah
  • Mendongeng
  • Membacakan buku buku 
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 1-2 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Mengajak anak berbicara dan mengenalkan nama benda dengan cara menempelkan kata di setiap benda
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 2-3 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
  • Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok plok – plok plok plok, plok plok – plok
  • Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak, misalnya: A – ni – ta , A – ni , Mar – li – na , Sa – e – ful ,dst.
  • Merangkai dengan banyak sekali bentuk
  • Melibatkan anak ketika membereskan mainan yang sudah digunakannya untuk mengenalkan klasifikasi.
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan secara berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak secara berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.
  • Mengajak anak bertepuk tangan mengikuti irama
  • Menyebut nama anak dengan perlahan berdasarkan suku katanya.
  • Bermain dengan banyak sekali bentuk
  • Bermain puzle tunggal
  • Melibatkan anak ketika membereskan mainan
  • Memperkuat motorik bergairah anak dengan membolehkan anak bergerak bebas,
  • Melatih kekuatan motorik halusnya dengan cara memegang, meremas, menjumput, menjepit, merobek kertas, dll.
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan membaca anak usia 4-6 tahun
  • Buku – buku – buku – buku
  • Membolehkan anak untuk menentukan buku kisah yang diminatinya
  • Menuliskan nama anak, kemudian anak menyusunnya dengan memakai kartu huruf
  • Menuliskan kegiatan yang dikerjakan anak
  • Mendiskusikan kata gres yang didapatkan dari buku bacaan.
  • Bermain menuntaskan kata, contohnya bo + la = bola Menggabungkan kartu suku kata dengan mencocokkan kata yang telah dibentuk kader
  • Memancing kartu huruf sesuai nama sendiri
  • Mencetak huruf dengan playdough sesuai dengan namanya
  • Mencari kartu yang bertuliskan nama temannya
  • Membaca puisi yang memuat kata-kata yang hampir sama hurufnya, contohnya Tari senang menari, Tari juga senang berlari, dst
  • Membuat kisah dari kumpulan kalimat yang diucapkan anak.
  • Menuliskan nama anak dengan mengubah huruf awal dengan huruf yang sedang diperkenalkan, contohnya mengenalkan huruf S, nama Kania jadi Sania,
  • Mengelompokkan nama binatang yang huruf depannya sama, contohnya katak, kura-kura, kadal, dst.
  • Melibatkan anak ketika membereskan mainan yang sudah digunakannya
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak, berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak
  • Kegiatan yang mendukung kemampuan menulis anak 3-4 tahun
  • Membuat coretan pada kertas besar dengan crayon atau spidol.
  • Membuat coretan dengan batang kayu di tanah atau pasir
  • Melukis dengan cat jari
  • Menjepit biji-bijian atau buah-buahan terbuat dari kayu dengan wadah dan penjepit.
  • Mengocok air sabun dengan alat pengocok telur
  • Meremas: daun, koran bekas, parutan kelapa, ublek, tanah lempung, playdough, dll.
  • Mencetak playdough, tanah liat, pasir berair dengan cetakan huruf
  • Kegiatan menggunting
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan menulis anak usia 4-6 tahun
  • Menyediakan banyak sekali huruf, kata dan suku yang terkait dengan nama anak atau kata-kata yang sudah dikenal anak.
  • Melukis dengan kuas, dengan cat jari
  • Menjiplak huruf-huruf dengan memakai cetakan huruf
  • Menjiplak kata yang sudah ditulis guru
  • Mengingatkan anak untuk selalu menuliskan namanya pada setiap kertas kerjanya
  • Membuat buku dari kumpulan gambar anak dengan kisah yang ditulis anak
  • Membuat kata-kata yang paling sering diucapkan kader untuk ditunjukkan kepada anak ketika kader menyebutkan kata tersebut, kemudian anak menuliskannya. Misalnya kata ”terima kasih” ” maaf” ”tolong”.
  • Menyediakan kertas, pensil, craton, spidol warna di setiap kawasan yang disukai anak.
  • Memberi kesempatan bawah umur untuk mengurutkan, mengklarifi-kasikan, menyusun pola, dan mengorganisasikan materi serta menyediakan pengalaman awal menulis dan membaca.
  • Dirancang secara khusus untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan tersebut
Lima langkah yang harus diulang-ulang
• Pilih mainan yang diinginkan
• Selesaikan hingga tuntas
• Tunjukkan pada guru
• Rapikan kembali
• Pilih mainan yang lain.

AREA MASAK / SENTRA MASAK
Dalam area Masak atau pusat masak juga sanggup dikembangkan secara utuh kegiatan yang terkait dengan keaksaraan dan berhitung permulaan. Sentra / Area ini sangat kental dengan keaksaraan (huruf, angka, bunyi, dll) dan sains. Dalam pusat masak terdapat beberapa hal pokok yang sanggup meningkatkan perkembangan anak dalam hal keaksaraan dan angkanya yaitu antara lain:
Konsep matematika menjadi kegiatan yang nyata
Anak melihat banyak perubahan yang terjadi yang merupakan sebuah proses.
Anak mempunyai wawasan yang memperkaya ruang pengetahuannya
Anak berkembang secara sosial dalam keterampilan aksaranya. dll.

Sumber : Dirangkum dari banyak sekali sumber !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar