----pada acara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya dalam konsep pembelajaran berbasis pusat dan BCCT kita mengenal acara bermain simbolik pada anak. Kegiatan sering terlihat dalam banyak sekali kesempatan di keseharian PAUD, anak tidak hanya bermain sendiri, tetapi juga bermain simbolik bahu-membahu dengan teman-temannya. Apa sich bermain simbolik itu ? dan bagaimana keuntungannya untuk anak ?, nah dalam kesempatan ini kami penulis blog , akan menguraikan sedikit ihwal bermain simbolik pada anak usia dini tersebut, sebagai berikut;
Secara pengertian bermain simbolik sendiri memiliki banyak istilah, ibarat kita sering mendengar bermain pura-puraan, pura-pura, engga beneran, bermain hayal atau bermain peran. Bermain simbolik ialah acara bermain yang ditandai oleh kemampuan anak untuk merepresentasikan pengalaman nyata atau khayalannya melalui penggunaan penggunaan beberapa objek, gerakan, dan bahasa (Yawkey & Pellegrini, 1997). Menurut Papalia, di dalam acara bermain simbolik, belum dewasa menggunakan objek untuk mewakili atau menjadi simbol dari sesuatu yang lain, contohnya boneka dianggap sebagai bayi. lebih jauh Papalia mengungkapkan bahwa kalau ditinjau dari kompleksitasnya, acara ini merupakan jenis bermain yang lebih kompleks dari acara bermain fungsional maupun konstruktif. Kegiatan bermain simbolik muncul di tamat tahap sensorimotor.
Banyak psikolog dan hebat pendidikan beranggapan bahwa banyaknya waktu yang dipakai oleh anak untuk bermain simbolik semenjak usia di bawah tiga tahun hingga permulaan sekolah dasar memiliki peranan penting dalam kehidupan anak. Piaget dan Iheldel (1969) mengungkapkan bahwa bermain simbolik merupakan "puncak" (the apoggee) acara bermain pada anak lantaran memiliki beberapa manfaat berkaitan dengan perkembangan emosi, sosial, dan kognitif (bahasa).
Dari segi emosi anak memiliki kesempatan untuk melaksanakan asimilasi sesuai dengan kebutuhannya, yaitu melalui transformasi dari keadaan sebetulnya menjadi sesuatu yang diinginkan. Timbul perasaan puas dan lega lantaran anak berhasil melampiaskan segala keinginannya, tanpa merasa takut akan hukuman yang akan diterimanya dari orang dewasa. Selain itu, anak juga berguru untuk menjalankan banyak sekali kiprah dan beradaptasi dengan emosi yang tidak menyenangkan, memperoleh kebahagiaan lantaran sanggup melampiaskan kreativitasnya, memperoleh pemahaman terhadap sudut pandang orang lain. Dalam aspek sosial, anak berguru mengembangkan keterampilan untuk memecahkan banyak sekali masalah.
Banyak psikolog dan hebat pendidikan beranggapan bahwa banyaknya waktu yang dipakai oleh anak untuk bermain simbolik semenjak usia di bawah tiga tahun hingga permulaan sekolah dasar memiliki peranan penting dalam kehidupan anak. Piaget dan Iheldel (1969) mengungkapkan bahwa bermain simbolik merupakan "puncak" (the apoggee) acara bermain pada anak lantaran memiliki beberapa manfaat berkaitan dengan perkembangan emosi, sosial, dan kognitif (bahasa).
Dari segi emosi anak memiliki kesempatan untuk melaksanakan asimilasi sesuai dengan kebutuhannya, yaitu melalui transformasi dari keadaan sebetulnya menjadi sesuatu yang diinginkan. Timbul perasaan puas dan lega lantaran anak berhasil melampiaskan segala keinginannya, tanpa merasa takut akan hukuman yang akan diterimanya dari orang dewasa. Selain itu, anak juga berguru untuk menjalankan banyak sekali kiprah dan beradaptasi dengan emosi yang tidak menyenangkan, memperoleh kebahagiaan lantaran sanggup melampiaskan kreativitasnya, memperoleh pemahaman terhadap sudut pandang orang lain. Dalam aspek sosial, anak berguru mengembangkan keterampilan untuk memecahkan banyak sekali masalah.
Dari segi aspek kognitif, bermain simbolik memperlihatkan dukungan pada perkembangan intelektual anak alasannya ialah secara bergantian terjadi asimilasi dan akomodasi, Piaget dan Inhelder (1969). Singer menyampaikan bahwa bermain simbolik akan berbagi kemampuan anak untuk berpikir aneh dan kemungkinan untuk berpura-pura, serta mempelajari kata-kata maupun ungkapan gres yang bersumber dari kiprah yang dimainkan anak dalam situasi yang serba baru.
Seorang Ahli berjulukan Smilansky, pernah melaksanakan penelitian dan mengamati ihwal belum dewasa yang berasal dari keluarga kelas sosial ekonomi rendah kurang terlibat di dalam acara bermain sosiodrama (simbolik), hal ini ternyata menciptakan belum dewasa tersebut banyak mengalami kesulitan akademis di sekolanya. Smilansky memperlihatkan dugaan sementara bahwa kesulitan yang dialami belum dewasa ini di sekolah disebabkan lantaran mereka tidak bisa bermain peran. Bermain sosiodrama meningkatkan keterampilan sosial, merangsang perkembangan bahasa, dan memberi peluang bagi anak untuk menggunakan serta menginterpretasikan simbol-simbol. Oleh lantaran itu, belum dewasa yang tidak bisa bermain simbolik lebih sulit untuk beradaptasi dengan tugas-tugas sekolah bila dibandingkan dengan belum dewasa yang terbiasa bermain sosiodrama.
Demikianlah bunda sekilas ihwal pengertian dan manfaat bermain simbolik pada anak usia dini khususnya dalam acara bermain di PAUD, supaya sanggup bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita ihwal konsep bermain pada anak. Terimakasih sudah berkunjung kembali ke weblog ini. Wassalam.
Demikianlah bunda sekilas ihwal pengertian dan manfaat bermain simbolik pada anak usia dini khususnya dalam acara bermain di PAUD, supaya sanggup bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita ihwal konsep bermain pada anak. Terimakasih sudah berkunjung kembali ke weblog ini. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar